Ligaolahraga.com -
Berita Tenis: Rafael Nadal menggemparkan lapangan selama masa kejayaannya, memenangkan 22 gelar Grand Slam, dan menjadi bagian dari 'Empat Besar' yang legendaris.
Kini setelah pensiun, mantan petenis berkebangsaan Spanyol mengungkapkan alasan untuk pensiun dan mengenang rivalitas dengan rival sebelumnya.
Karier mantan petenis peringkat 1 dunia membentang selama dua dekade yang gemilang, menang secara konsisten selama periode tersebut, dan secara teratur berkompetisi serta mengalahkan petenis terbaik. Kini, ia telah beralih dari atlet kompetitif menjadi pria keluarga yang berdedikasi, menghabiskan lebih banyak waktu bersama bayinya.
Dalam sebuah wawancara dengan The Athletic, Nadal mengatakan, “Saya ingin menghabiskan waktu di rumah. Saya menunda banyak hal hingga akhir musim karena bayi dan setelah itu saya harus bekerja. Saya memiliki terlalu banyak hal dalam hidup saya yang bagi saya lebih penting saat ini. Saya menyukai tenis, saya juga menyukai hal-hal lain, dan saya ingin menikmati momen ini dalam hidup saya.”
Penampilan terakhir sang legenda tenis terjadi di Malaga dengan mewakili Spanyol di Davis Cup, tetapi penampilan Grand Slam terakhirnya terjadi di tempat ia memenangkan 14 dari 22 gelar utamanya, yaitu Roland Garros, venue French Open.
“Saya bukan orang yang... Saya agak terlalu malu untuk semua hal ini. Roland Garros adalah tempat yang tepat,” tambah Nadal.
Ketika ditanya mengapa pensiun, Nadal mantan petenis peringkat 1 dunia menjawab, “Pertama-tama, karena setelah pensiun saya, kaki saya sangat sakit. Saya mengalami kesulitan berjalan selama satu bulan.”
Ia mengucapkan selamat tinggal kepada dunia tenis bersama para rival beratnya, yaitu Roger Federer, Novak Djokovic, dan Andy Murray. Mereka telah memperlakukan satu sama lain dengan hormat sepanjang karier mereka yang tanpa ampun, tetapi ia mengungkapkan bahwa mengucapkan selamat tinggal kepada mereka adalah ‘perasaan pribadi yang sangat mendalam’.
“Sebelumnya, saya merasa damai, setelah itu, sama saja, tetapi saya merasa sangat bahagia menerima momen yang begitu indah,” tambah Nadal.
Di era tenis yang sangat kompetitif, mantan petenis peringkat 1 dunia jarang mendapat kesempatan untuk bersantai dan menyaksikan lawan-lawannya beraksi di lapangan. Ia selalu harus siap menembus batas untuk bersaing.
“Kami tidak pernah memiliki waktu untuk bersantai. Kami harus terus-menerus mendorong batas untuk bersaing di era itu. Saat saya berlatih, saya berlatih untuk meningkatkan kemampuan saya sendiri, tetapi di saat yang sama, ada lawan-lawan yang jelas di depan,” jelas mantan petenis berkebangsaan Spanyol.
Pada musim 2011, Djokovic mengalahkannyaa di enam final. Hal tersebut memicunya untuk menyesuaikan permainannya agar bisa mengimbangi petenis berkebangsaan Serbia.
“Saya tahu setelah musim itu saya harus menambah beberapa hal dalam permainan saya. Jadi, itu memperlihatkan betapa menantang situasinya. Jadi, pada akhir musim, saya mengatakan, ‘Baiklah, apa yang harus saya lakukan agar mendapatkan peluang yang lebih baik melawannya, terutama di turnamen hard-court?’. Lalu berdiskusi dengan paman saya (pelatihnya saat itu), dengan tim saya, kami menyusun rencana dan sebuah tujuan dari hal yang harus saya lakukan untuk mendapatkan peluang yang lebih baik,” tambah Nadal.
“Harus lebih agresif dan memiliki bola dengan kualitas yang lebih tinggi dengan forehand saya ketika saya hendak menembakkan wwinner. Itu target saya. Di satu sisi, mendapati petenis seperti Novak dan Roger memberi anda jalan yang jelas tentang hal-hal yang harus anda lakukan.”
Artikel Tag: Tenis, Rafael Nadal
Published by Ligaolahraga.com at https://www.ligaolahraga.com/tenis/rafael-nadal-akui-pernah-kesulitan-berjalan-selama-satu-bulan