Ligaolahraga.com -
Kepindahan Jimmy Butler III dari Miami Heat ke Golden State Warriors bukanlah keputusan spontan.
Gagasan ini telah ada di benak Mike Dunleavy sejak 2018, ketika ia bergabung dengan Warriors sebagai pemandu bakat.
Perjalanan ini memakan waktu lebih dari enam tahun hingga akhirnya terwujud pada 6 Februari 2025.
“Saya pikir ini dimulai ketika saya pertama kali bekerja di Warriors,” kata Dunleavy dalam podcast ‘Dubs Talk’. “Saya selalu merasa bahwa Jimmy akan menjadi tambahan yang bagus. Musim panas lalu, saya mengetuk pintu itu, dan situasi di Miami berkembang.”
Dengan tenggat waktu pertukaran NBA yang semakin dekat dan Warriors yang tertatih-tatih di klasemen, Dunleavy dan CEO Golden State Joe Lacob ingin melakukan langkah besar.
Mereka mempertimbangkan Nikola Vučević dari Chicago Bulls dan sempat bertanya tentang Kevin Durant di Phoenix Suns, tetapi tidak ada kesepakatan yang terwujud.
Setelah diskusi dengan Stephen Curry, Draymond Green, dan pelatih Steve Kerr, keputusan dibuat untuk mengejar Jimmy Butler.
“Kami harus menjadi lebih baik secara permainan dan emosional. Kami kehilangan arah,” kata Dunleavy. “Tidak banyak pemain yang bisa melakukan keduanya. Jimmy adalah salah satunya.”
Hubungan antara Butler dan Miami Heat berakhir dengan ketegangan, dan Warriors bersedia memenuhi permintaannya: perpanjangan kontrak dua tahun senilai $111 juta.
Sebagai gantinya, Warriors melepas Andrew Wiggins, Kyle Anderson, Dennis Schroder, dan Lindy Waters III.
Meskipun ada skeptisisme, Dunleavy dan Lacob yakin dengan Butler, meskipun ia berusia 35 tahun dan rata-rata absen 21,7 pertandingan dalam tiga musim terakhir.
“Jimmy cocok dengan gaya permainan kami,” ujar Dunleavy. “IQ, cutting, passing, dan pertahanannya sangat pas dengan tim ini.”
Hasil awal menunjukkan dampak besar Jimmy Butler. Sebelum kedatangannya, Warriors berada di posisi 25-26 dan tidak stabil.
Sejak kehadiran Butler, mereka mencatat rekor 8-2 dan terus naik di klasemen. Satu-satunya kekalahan terjadi ketika Butler absen.
Kehadiran Butler juga meningkatkan performa rekan-rekannya.
Sebagai contoh, dalam 10 pertandingan sebelum kedatangannya, Curry mencetak rata-rata 22,0 poin dengan 38,3% akurasi tembakan.
Dalam 10 pertandingan setelah Butler bergabung, angka itu melonjak menjadi 28,9 poin dengan akurasi 50,3% dan 41,9% dari garis tiga angka.
Dunleavy memiliki sejarah positif dengan Jimmy Butler sebagai rekan setim di Chicago Bulls (2013-2016), yang memungkinkannya mengabaikan spekulasi negatif terkait perpisahan Butler dengan Heat.
“Ada kenyamanan di sana,” kata Dunleavy. Ia percaya pada nalurinya dan terus mendorong kesepakatan ini terjadi.
Dunleavy dan Lacob lelah melihat Curry dan Green frustrasi setelah kekalahan yang membingungkan. “Kami sering kehilangan keunggulan besar. Kehadiran Butler membawa stabilitas emosional bagi tim ini,” tambah Dunleavy.
Warriors kini yakin bahwa mereka kembali menjadi ancaman di playoff. Jika Curry, Green, dan “Playoff Jimmy” tetap sehat, mereka bisa bersaing dengan siapa pun.
“Dia melakukan segalanya,” kata Curry. Green bahkan langsung membayangkan juara NBA setelah hanya beberapa pertandingan saja bersama Butler. Keyakinan itu, yang dulu tampak mustahil, kini semakin nyata.
Artikel Tag: Jimmy Butler
Published by Ligaolahraga.com at https://www.ligaolahraga.com/basket/proses-bergabungnya-jimmy-butler-ke-warriors-dari-konsep-jadi-kenyataan