Tamu Hostel di Canggu Keracunan, Satu WNA China Tewas

5 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Seorang turis perempuan asal China meninggal dunia saat menginap di sebuah hostel di Jalan Kayu Tulang, Canggu, Kuta Utara, Badung, Bali. Selain korban, enam wisatawan asing lain yang menginap di kamar berbeda mengalami gejala mual, muntah, dan diare.

Kejadian tersebut sempat diberitakan media asing yang menyebut para wisatawan diduga mengalami keracunan setelah makan di hostel. Polisi kini menyelidiki penyebab pasti kasus ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PS Kasubsipenmas Sihumas Polres Badung, Aiptu Ni Nyoman Ayu Inastuti, menjelaskan peristiwa itu terjadi pada Selasa (2/9) sekitar pukul 13.00 WITA. Polisi menerima laporan bahwa seorang tamu warga negara asing meninggal dunia di kamar hostel.

Saksi NPK, staf resepsionis hostel, mengatakan ia mengecek kamar nomor 8 sekitar pukul 11.00 WITA karena tamu belum melakukan check out. Setelah pintu dibuka, ia menemukan korban bernama Deqing Zhuoga (25) dalam posisi tengkurap.

Manajer hostel yang mengecek denyut nadi menemukan detak masih ada, tetapi korban sudah tidak bernapas.

Tim medis kemudian dipanggil pukul 11.09 WITA, dan tak lama kemudian polisi tiba di lokasi untuk memeriksa keadaan kamar.

Saksi lain, MYG, resepsionis hostel, mengatakan Deqing sempat mengeluh sakit pada Senin (1/9) malam sekitar pukul 20.00 WITA. Dia kembali menelepon resepsionis sekitar pukul 20.15 WITA, mengaku sakit kepala, sakit punggung, dan lemas. Korban juga sempat muntah satu kali.

Korban menolak makanan dan hanya meminta air serta pisang. Ketika ditawari untuk memanggil dokter, dia menanyakan biaya yang belum dipastikan pihak klinik.

Sekitar pukul 23.30 WITA, sebelum pulang kerja, saksi kembali mengecek kondisi korban dan mengajaknya ke klinik menggunakan transportasi online. Di klinik, korban sempat mendapat penanganan awal, namun karena tak memiliki biaya, dia hanya menerima resep obat.

Setelah membeli obat di apotek, korban kembali ke hostel dan langsung istirahat pukul 01.00 WITA.

"Setelah itu, saksi mendapat kabar bahwa korban telah meninggal dunia di kamarnya," ujar Aiptu Ayu.

Enam WNA alami gejala sama

Saksi MG, petugas keamanan hostel, mengatakan dia turut membantu mengantar korban ke klinik dan kembali ke hostel. Keesokan paginya pukul 06.00 WITA, MG menemukan teman sekamar korban, Lei Mingmin (37), dalam kondisi menggigil.

Lei dibawa ke klinik dan kemudian dirujuk ke rumah sakit.

Selain Lei, dua WNA Jerman yang satu kamar dengan korban, yakni Melanie Irene (22) dan Alisa Kokonozi (22), juga dilarikan ke rumah sakit. Ketiganya menempati kamar nomor 8, sama seperti korban.

Di kamar nomor 5, tiga WNA lain turut mengalami gejala serupa: Alahmadi Yousef Mohammed (26) asal Arab Saudi, Cana Clifford Jay (27) asal Filipina, dan Zhou Shanshan (29) asal China. Mereka juga sempat mendapat perawatan medis.

Hasil pemeriksaan oleh petugas klinik menyebut korban tidak memiliki denyut nadi dan tidak ditemukan tanda kekerasan. Korban diduga mengalami dehidrasi berat.

Polisi memperkirakan korban telah meninggal sekitar 12 jam sebelum ditemukan, dengan lebam mayat terlihat di tangan, kaki, wajah, dan punggung.

Korban kemudian dievakuasi ke RSUP Prof Ngoerah, Denpasar, untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Menurut polisi, korban telah sakit sejak sehari sebelumnya dan sempat menolak rawat inap saat berobat ke klinik.

"Kematian korban diduga kuat disebabkan kondisi kesehatan atau penyakit yang dideritanya, bukan karena tindak pidana. Namun penyelidikan tetap berlanjut," kata Aiptu Ayu.

Karena enam tamu lain mengalami gejala serupa, polisi menilai perlu dilakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap lingkungan hostel, termasuk makanan, air, serta kebersihan restoran.

Polisi telah memeriksa muntah korban di Labfor Denpasar. Hasilnya, tidak ditemukan kandungan pestisida, narkoba, sianida, logam berat, bahan kimia berbahaya, maupun metanol.

Barang-barang korban termasuk obat dan makanan dalam tas juga diperiksa, namun hasilnya belum keluar.

Hasil autopsi menunjukkan tidak ada tanda kekerasan. Namun, ditemukan bercak perdarahan dan pelebaran pembuluh darah pada lambung, cairan berwarna hitam kehijauan di rongga lambung, serta bercak kemerahan pada usus halus, indikasi adanya iritasi saluran pencernaan.

"Sebab kematian pasti tidak dapat ditentukan, tetapi iritasi saluran pencernaan yang menyebabkan diare dan kekurangan cairan tidak dapat disingkirkan," ujar polisi.

Restoran hostel pada 1 September tercatat hanya menyediakan mie goreng, ayam lada hitam, telur goreng, kerupuk, dan sayur. Para tamu hanya diperbolehkan makan di area rooftop.

Menurut catatan resepsionis, korban hanya pernah makan di restoran hostel satu kali, pada 12 Agustus, saat pertama kali menginap.

Pemeriksaan kebersihan hostel menjadi kewenangan Dinas Kesehatan Badung dan UPTD Puskesmas Kuta Utara. Pemeriksaan kualitas air, makanan, swab pegawai restoran, dan alat masak diperlukan untuk menentukan kelayakan kesehatan lingkungan.

Saat ini, Investigasi masih berlangsung untuk mengetahui penyebab pasti gejala serupa yang dialami para tamu.

(kdf/tis)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Sports | | | |