Pilpres IOC: Pertarungan Menegangkan untuk Masa Depan Olimpiade

4 hours ago 3

Ligaolahraga.com -

Dengan tujuh kandidat yang berlomba-lomba untuk menggantikan Thomas Bach, pemilihan presiden (pilpres) IOC pada hari Kamis (20/3) di Yunani menjanjikan untuk menjadi salah satu yang paling tidak pasti dalam beberapa dekade.

Pertaruhannya tinggi, dan masa depan Olimpiade dipertaruhkan dalam kontes yang akan membuat dunia olahraga tegang.

Sistem pemungutan suara IOC, yang berakar pada peraturan yang sudah berusia seabad, menambah lapisan intrik lainnya. Mirip dengan konklaf kepausan, prosesnya sangat rahasia, mendorong spekulasi dan negosiasi di belakang layar.

Sejak 1925, para kandidat telah melalui beberapa putaran berturut-turut hingga salah satu dari mereka mendapatkan suara mayoritas.

Proses ini terkenal tidak transparan, dengan para anggota meninggalkan perangkat elektronik mereka di luar dan memberikan suara secara tertutup.

Di setiap putaran, kandidat dengan dukungan paling sedikit akan tersingkir. Jika terjadi seri, pemungutan suara menengah akan menentukan hasilnya.

Suara untuk kandidat yang tersisa tetap dirahasiakan, sehingga ketidakpastian tetap tinggi hingga pengumuman akhir. Format ini memungkinkan suara bergeser secara strategis dari satu putaran ke putaran lainnya.

Pilpres IOC biasanya berakhir dengan cepat. Pada 2013, Thomas Bach menang di Buenos Aires setelah hanya dua putaran, meskipun ada lima kandidat yang maju.

Namun, dengan tujuh pesaing kali ini, pemilihan kali ini bisa menjadi salah satu yang terlama dalam sejarah.

Upacara pembukaan pada hari Selasa di Akademi Olimpiade Internasional di Olympia Kuno mendahului pertemuan Dewan Eksekutif, dengan pemungutan suara yang akan dilakukan pada hari Kamis.

Sistem ini mengecualikan anggota IOC dari pemungutan suara jika negara mereka memiliki kandidat dalam perlombaan. Dari 109 anggota aktif, mereka yang berasal dari negara yang sama dengan kandidat dilarang memberikan suara kecuali jika kandidat tersebut tersingkir.

Pengecualian ini membuat putaran pertama menjadi lebih kecil, dengan partisipasi yang meningkat seiring dengan tersingkirnya kandidat.

IOC, yang terdiri dari para atlet, pemimpin komite Olimpiade nasional, dan perwakilan federasi internasional, memiliki sistem pemungutan suara yang terfragmentasi. Dukungan sulit diukur, dan para kandidat harus berhati-hati dalam mencari dukungan.

Sebastian Coe pernah mengatakan bahwa ia "tidak pernah bertemu dengan anggota IOC yang tidak memilih London" pada 2012, namun London hanya kalah tipis dari Paris.

Pilpres IOC ini akan menjadi bersejarah bukan hanya karena ketidakpastiannya, namun juga karena implikasinya.

Pemenangnya akan mulai menjabat pada 24 Juni 2025 untuk masa jabatan awal hingga 2033, dengan kemungkinan untuk dipilih kembali.

Batas usia presiden IOC adalah 70 tahun, yang berarti kandidat seperti Sebastian Coe akan menghadapi batasan masa jabatan, sementara kandidat yang lebih muda seperti Kirsty Coventry dapat menjabat selama beberapa dekade.

Dengan berkembangnya aliansi dan pemungutan suara yang strategis, pilpres IOC pada hari Kamis ini akan menjadi salah satu yang paling sengit diperebutkan dalam sejarah Olimpiade.

Artikel Tag: Pilpres

Published by Ligaolahraga.com at https://www.ligaolahraga.com/olahraga-lain/pilpres-ioc-pertarungan-menegangkan-untuk-masa-depan-olimpiade

Read Entire Article
Sports | | | |