Lirboyo Siap Jadi Tuan Rumah Pertemuan Ulama NU di Tengah Polemik PBNU

6 hours ago 3

Surabaya, CNN Indonesia --

Pondok Pesantren Lirboyo, di Kota Kediri, menyatakan bersedia menjadi tuan rumah pertemuan penting para ulama Nahdlatul Ulama (NU) untuk membahas polemik yang sedang terjadi di dalam internal organisasi PBNU.

Hal itu disampaikan salah satu pengasuh Lirboyo KH Athoillah Anwar melalui Juru Bicara Pesantren Lirboyo KH Oing Abdul Muid atau Gus Muid.

Ia menyebut rencana pertemuan itu sudah direstui oleh dua Pengasuh Utama Pesantren Lirboyo KH Anwar Manshur serta KH Kafabihi Mahrus.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Inisiatif pertemuan ini telah sepengetahuan dan mendapat restu dari KH Anwar Manshur serta KH Kafabihi Mahrus," kata Gus Muid, Senin (24/11).

Menurut Gus Muid, Lirboyo bersedia menghelat forum apabila pertemuan dihadiri oleh kedua belah pihak yang berkepentingan, sekaligus membuka ruang untuk menghadirkan para kiai sepuh sebagai penuntun suasana dialog agar tetap teduh dan berorientasi pada kemaslahatan NU.

"Sedoyo prihatin dengan kondisi NU sak meniko [semua prihatin dengan kondisi NU yang sedemikian]," ucapnya.

Pertemuan yang direncanakan ini, kata dia, diharapkan dapat menjadi momentum memperkuat kembali tali persaudaraan, mengembalikan keteduhan, serta meneguhkan komitmen bersama dalam menjaga maruah Nahdlatul Ulama.

Sebelumnya, beredar risalah rapat harian Syuriah PBNU memutuskan Yahya Cholil Staquf harus mundur dari Ketum PBNU dalam waktu tiga hari sejak diterimanya risalah itu. Jika dalam tenggat itu tidak mengundurkan diri, Syuriah akan memberhentikannya.

Risalah itu ditandatangani Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar, diputuskan dalam rapat yang dihadiri 37 Pengurus Harian Syuriah di Hotel Aston City Jakarta pada 20 November 2025.

"Musyawarah antara Rais Aam dan dua Wakil Rais Aam memutuskan: KH Yahya Cholil Staquf harus mengundurkan diri dari jabatan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dalam waktu 3 (tiga) hari terhitung sejak diterimanya keputusan Rapat Harian Syuriyah PBNU," tulis poin keputusan dalam risalah tersebut.

"Jika dalam waktu 3 (tiga) hari tidak mengundurkan diri, Rapat Harian Syuriyah PBNU memutuskan memberhentikan KH Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama," lanjutnya.

Berdasarkan risalah, desakan pengunduran diri itu terkait undangan narasumber jaringan zionisme internasional dalam Akademi Kepemimpinan Nasional Nahdlatul Ulama (AKN NU) yang dianggap melanggar nilai dan ajaran Ahlussunnah wal Jamaah An Nahdliyah serta bertentangan dengan Muqaddimah Qanun Asasi Nahdlatul Ulama.

Terbaru, Silaturahim Alim Ulama yang digelar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyepakati kepengurusan PBNU harus selesai selama satu periode dan tidak ada pemakzulan Ketua Umum.

Katib Aam PBNU Ahmad Said Asrori menjelaskan ada tiga poin kesepakatan dari silaturahim yang digelar pada Minggu (23/11) malam itu.

Pertama, para kiai yang hadir sepakat akan digelar silaturahim yang lebih besar di antara para kiai dan alim ulama.

"Semua kiai, semua mengusulkan agar ada silaturohim yang lebih besar di antara para alim, para kiai. Jadi bagaimana ini kita sudah menjadi konsumsi publik ada masalah," kata Said di Kantor PBNU, Minggu (23/11) malam.

Kedua, para kiai yang hadir disebut sepakat agar kepengurusan PBNU diselesaikan dalam satu periode hingga muktamar selanjutnya pada tahun depan.

"Sepakat kepengurusan PBNU harus selesai sampai satu periode yang muktamarnya kurang lebih satu tahun lagi. Semuanya, tidak ada pemakzulan, tidak ada pengunduran diri, semua sepakat begitu," ujarnya.

Ketiga, para kiai yang hadir disebut sepakat meminta semua pihak untuk tafakur demi kebaikan bersama.

"Jadi sekali lagi, tidak ada pengunduran dan tidak ada pemaksaan pengunduran diri. Tidak ada. Ini sekali lagi saya tegaskan, tidak ada. Semua harus, semuanya pengurusan harian PBNU mulai Rais Aam sampai jajaran, Ketua Umum dan jajaran sempurna sampai Muktamar yang akan datang," ujar Said.

(frd/isn)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Sports | | | |