Ligaolahraga.com -
Berita Tenis: Alexander Zverev menyatakan bahwa menjadi seorang ayah telah membantunya mengatasi emosinya selama melakoni pertandingan dan menghentikannya untuk melampiaskan emosi yang meledak-ledak.
Petenis peringkat 3 dunia membagikan beberapa pandangannya terkait mentalitasnya di lapangan setelah membukukan satu tempat di semifinal Canadian Open, Toronto musim 2025 usai mengalahkan juara bertahan, Alexei Popyrin.
Petenis berkebangsaan Jerman kini menjadi petenis aktif kedua yang lolos ke semifinal atau lebih baik daripada itu di 75 turnamen ATP setelah Novak Djokovic. Ia juga memenangkan lebih banyak pertandingan di turnamen Masters 1000 dibandingkan petenis lain yang lahir setelah tahun 1990.
Meskipun kemenangan teranyarnya merupakan salah satu laga yang menantang, terutama di set pertama, termasuk gagal mengkonversi dua peluang set point sebelum kalah di babak tiebreak, ia bisa bangkit di babak kedua sebelum akhirnya memenangkan pertandingan.
“Beberapa musim lalu, saya pasti akan menghancurkan raket,” aku Zverev merefleksi cara ia mengatasi rasa frustasi setelah ia kalah di set pertama melawan Popyrin.
“Tetapi saya tidak lagi menghancurkan raket. Terakhir kali saya menghancurkan raket, saya pikir dua atau tiga setengah musim lalu. Itu terakhir kali saya menghancurkan raaket. Saya tidak berencana untuk mengubah itu.”
Terkait perubahan yang dialami petenis berusia 28 tahun, yang membuatnya lebih tenang di lapangan, ia mengaitkannya dengan keinginannya untuk menjadi “teladan yang baik” di lapangan bagi putrinya, Mayla yang lahir pada bulan Maret 2021.
“Saat ini saya adalah seorang ayah, jadi, saya ingin menjadi teladan yang baik. Saya ingin diingat untuk permainan tenis saya. Saya ingin diingat untuk hal yang saya telah capai di lapangan, untuk hal yang telah saya lakukan di lapangan tenis,” tambah Zverev.
“Juga, untuk hal-hal positif yang saya lakukan di luar lapangan tenis. Karena saya merasa ada banyak pekerjaan yang saya lakukan dengan yayasan saya dan juga dengan keluarga saya, yang dapat bermanfaat dan membantu orang-orang di seluruh dunia. Jadi, saya lebih suka dikenal dan dikenang karena hal-hal itu daripada luapan emosi yang dulu saya rasakan.”
Lebih lanjut, petenis berkebangsaan Jerman menggunakan petenis hebat Swiss, Roger Federer sebagai contoh tokoh terkenal lainnya dalam olahraga tersebut yang sempat kehilangan ketenangan di awal kariernya sebelum akhirnya menjadi lebih tenang.
“Roger dulunya mudah marah, lalu ia berubah, ia menjadi Roger Federer, ia menjadi sosok sempurna yang kita semua kenal sekarang,” tutur Zverev.
“Tetapi tidak selalu begitu. Ada sesuatu dalam benaknya yang tergerak dan ia memutuskan untuk tampil berbeda di lapangan.”
Artikel Tag: Tenis, alexander zverev
Published by Ligaolahraga.com at https://www.ligaolahraga.com/tenis/alasan-alexander-zverev-tak-lagi-hancurkan-raket-selama-pertandingan