Ligaolahraga.com -
Saat WNBA memasuki istirahat All-Star, perwasitan menjadi salah satu isu paling dibicarakan musim ini.
Pemain dan pelatih di seluruh liga mengeluhkan ketidakonsistenan perwasitan, terutama terkait intensitas fisik dan komunikasi dari wasit.
Dari pemain senior seperti Kelsey Plum dan Natasha Cloud hingga bintang muda Caitlin Clark dan Angel Reese, perasaan ini sama: para pemain tidak meminta kesempurnaan, hanya konsistensi.
Titik panas terbaru terjadi saat pertandingan Indiana Fever melawan Connecticut Sun, ketika Clark tampak kesal atas keputusan penghentian permainan dan kemudian menegur wasit.
Kepala wasit WNBA, Monty McCutchen, mengakui bahwa meskipun wasit dituntut pertanggungjawaban secara internal, tidak semua kritik publik akurat.
“Kami bertanggung jawab atas hal-hal yang harus kami tanggung jawabkan,” katanya, “tetapi kami harus tetap pada jalur yang benar.”
Pelatih WNBA seperti Becky Hammon (Aces) dan Natalie Nakase (Valkyries) juga angkat bicara.
Hammon, setelah kekalahan dari Mystics, menyebut wasit “mengenaskan,” sementara Nakase mempertanyakan keputusan pelanggaran terakhir yang menyebabkan timnya kalah.
Keduanya menekankan kurangnya kejelasan dan keadilan dalam momen-momen krusial.
Secara statistik, perbedaannya kecil. Pelanggaran meningkat sedikit menjadi 18,7 per tim per pertandingan—tertinggi sejak 2017—dan pelanggaran teknis dan kasar juga meningkat, meskipun masih di bawah rekor tertinggi.
Para ahli percaya perubahan sebenarnya ada pada visibilitas. Hadirnya penonton mencapai rekor tertinggi, dan dengan lebih banyak penonton dan media, pengawasan juga meningkat.
Angel Reese dan Plum keduanya menyoroti apa yang mereka anggap sebagai keputusan wasit yang tidak proporsional. “Saya tidak peduli jika saya didenda,” kata Reese. “Itu s--- murah.”
Cloud, yang telah menerima beberapa pelanggaran teknis, mengatakan dia merasa diabaikan oleh wasit. “Jika saya bisa didenda karena emosi saya, wasit juga harus didenda karena kesalahan mereka,” katanya.
Namun, beberapa pemain seperti Stefanie Dolson mengatakan mereka menghargai peningkatan fisik dalam liga dan hanya ingin penegakan aturan yang adil di kedua sisi.
“Tidak selalu mudah bermain melalui pelanggaran,” katanya, “tapi saya sebenarnya berpikir mereka membiarkan kami bermain lebih banyak musim ini.”
Penggemar juga memperhatikan. Beberapa, seperti penggemar Mystics lama Candra dan Haj Jalloh, merasa pemain bintang mendapat perlakuan istimewa.
Yang lain menuntut transparansi lebih, seperti Laporan Dua Menit Terakhir NBA, yang tidak digunakan WNBA karena keterbatasan sumber daya.
Seiring pertumbuhan liga, tuntutan akan keadilan dan pertanggungjawaban pun meningkat.
Bagi pemain, pelatih, dan penggemar, pesannya jelas: ini bukan tentang mendapatkan setiap keputusan yang benar—tapi tentang mendapatkan keputusan yang cukup benar untuk melindungi integritas permainan.
Artikel Tag: WNBA
Published by Ligaolahraga.com at https://www.ligaolahraga.com/basket/wnba-wasit-di-bawah-sorotan-saat-liga-masuki-istirahat-all-star