20 hours ago
5
Ligaolahraga.com -
Berita Tenis: Bermain dengan lebih banyak mengambil resiko, Iga Swiatek mengakhiri musim grass-court terbaik dalam kariernya sampai saat ini dengan trofi yang relatif tidak terduga, yaitu Venus Rosewater Dish, gelar Wimbledon untuk nomor tunggal putri.
Petenis berkebangsaan Polandia bermain hampir tanpa cela ketika meluluhlantakkan petenis AS, Amanda Anisimova tanpa balas di final Wimbledon musim 2025 yang berlangsung selama 57 menit saja. Dengan kemenangan tersebut, maka untuk kali kedua di Open Era petenis putri memenangkan final Grand Slam tanpa kehilangan satu game pun, tepatnya setelah Steffi Graf memenangkan gelar French Open musim 1988.
“Ini tampak sangat tidak nyata,” seru Swiatek. “Saya hanya bangga dengan diri saya sendiri, karena, ya, siapa yang akan menduga hal ini. Saya merasa tenis terus mengejutkan saya dan saya tetap mengejutkan diri saya sendiri.”
Tidak hanya kemenangan tersebut mengukuhkan reputasi petenis unggulan kedelapan sebagai salah satu petenis terbaik dari generasinya, tetapi juga menjadikannya pesaing yang patut diperhitungkan. Final Wimbledon musim ini merupakan final Grand Slam keenam dalam kariernya dan ia berhasil memenangkan keenam final tersebut.
Petenis berkebangsaan Polandia kini bergabung dengan Margaret Court dan Monica Seles sebagai satu-satunya petenis putri di Open Era yang memenangkan enam final Grand Slam pertama yang mereka lakoni.
Di tengah tekanan luar biasa dari enam final Grand Slam, mantan petenis peringkat 1 dunia memenangkan 12 dari 13 set yang ia lakoni. Sementara sampai sejauh ini ia telah melakoni 29 final dan memenangkan 24 di antaranya.
“Saya pikir tenis adalah olahraga mental, tetapi anda juga harus membutuhkan semua hal agar memenangkan turnamen,” ungkap Swiatek.
“Seperti permainan tenis yang apik, kondisi fisik yang prima, tetapi juga tidak merasa lelah, melakoni pertandingan apik sebelumnya, sehingga anda tidak menghabiskan terlalu banyak waktu di lapangan, memiliki daya fokus yang tinggi.”
“Ketika saya menyaksikan petenis lain bermain, saya bisa melihat perbedaan dalam levelnya. Final kadang-kadang sedikit buruk karena ada begitu banyak stres dan semua hal. Saya menggunakan pengalaman sebelumnya.”
Usai melalui satu musim terakhir yang cukup menyulitkan – ia tidak memenangkan gelar sejak memenangkan gelar French Open musim 2024 – petenis berkebangsaan Polandia kini kembali memasuki klub juara. Bagaimana dengan petenis putri lain di turnamen WTA? Maka mereka telah diperingkatkan.
Usai memenangkan empat gelar French Open dan satu gelar US Open, Wimbledon selalu menjadi Grand Slam paling menyulitkan bagi petenis berkebangsaan Polandia. Tetapi seperti halnya idolanya, Rafael Nadal, ia akhirnya memecahkan misteri grass-court dan kini ia telah memenangkan tiga dari empat Grand Slam, di ketiga permukaan lapangan yang berbeda.
“Yang pasti, emosinya terasa lebih besar karena di Roland Garros (French Open) saya tahu saya bisa bermain dengan baik dan saya tahu saya bisa memperlihatkannya setiap musim. Di sini, saya tidak yakin dengan hal itu. Saya juga harus membuktikan itu kepada diri saya sendiri,” tambah Swiatek.
“Gelar ini dan US Open tentunya terasa lebih baik karena yang pasti terasa lebih baik, kaarena tidak ada yang bisa menduga hal itu. Ini bukan sebuah kelegaan. Ini lebih condong pada permainan apik dan mengusahakannya agar terjadi, ya, tanpa tekanan di pundak anda.”
Petenis berkebangsaan Polandia memenangkan satu-satunya gelar turnamen junior di Wimbledon, tetapi ia selalu dipandang sebelah mata ketika melakoninya sebagai petenis profesional. Ketika ia menerima Venus Rosewater Dish dari Kate Middleton, ia tampak linglung. Beberapa saat kemudian ketika mereka berbincang secara pribadi, ia masih terbengong-bengong.
“Saya tidak benar-benar ingat karena saya merasa terlalu kewalahan. Saya tidak ingin melakukan kesalahan apa pun. Saya ingin berperilaku dengan baik,” tukas Swiatek.
Artikel Tag: Tenis, wimbledon, Iga Swiatek
Published by Ligaolahraga.com at https://www.ligaolahraga.com/tenis/taklukkan-wimbledon-iga-swiatek-akui-terus-kejutkan-diri-sendiri
