Ligaolahraga.com -
Berita Tenis: Carlos Alcaraz mengakui bahwa kelemahan terbesarnya adalah servisnya setelah ia kandas di tangan rival terberatnya, Jannik Sinner di final Wimbledon musim 2025.
Petenis berkebangsaan Italia, Sinner bangkit setelah kecolongan set pertama sebelum mengklaim kemenangan empat set di final Wimbledon yang berlangsung selama 3 jam 4 menit, kemenangan yang membalaskan kekalahan pahitnya melawan petenis berkebangsaan Spanyol di final French Open bulan lalu.
Final tersebut bukan pertandingan yang akan diingat dengan isu servis sang petenis menjadi salah satu faktor terbesar dari kekalahannya tersebut.
Petenis unggulan kedua gagal mencapai targetnya dan persentase servis pertama yang hanya mencapai 53 persen tidak akan pernah cukup baik untuk menundukkan Sinner yang sangat solid. Ia hanya memenangkan 51 persen poin dari servis keduanya dan ia terpaksa melakukan banyak servis tersebut karena kegagalannya mendaratkan servis pertamanya.
“Pertandingan kali ini sedikit merumitkan,” aku Alcaraz yang merefleksi masalah servisnya. “Anda tahu, persentase rendah dari servis pertama. Lalu, saya bertanding melawan salah satu pengembali bola terbaik di turnamen, tidak perlu diragukan lagi.”
“Itu adalah senjata yang saya harap bisa saya lakukan dengan lebih baik, tetapi kali ini, maksud saya, dengan rasa tegang dan semua hal, cukup sulit untuk servis dengan lebih baik. Saya hanya harus meningkatkannya.”
Petenis yang memenangkan Wimbledon pada dua musim sebelumnya tampak kehilangan momentum setelah memenangkan set pertama, tetapi ia bersikeras bahwa ia tidak merasakan penurunan pada level fisiknya setelah mencuri set pertama dari Sinner.
“Saya tidak merasa terpuruk secara fisik di sepanjang pertandingan. Ini semua tentang, anda tahu, ia menyudutkan saya sampai batas kemampuan di setiap aspek,” tambah Alcaraz.
“Jadi, secara mental, terkadang benar-benar menyulitkan untuk mempertahankan daya fokus yang positif atau level yang baik di sepanjang peratndingan ketika anda melihat lawan yang bermain dengan begitu memukau.”
“Di beberapa poin, saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan karena dari area baseline saya merasa ia lebih baik daripada saya dan saya tidak bisa melakukan apa pun tentang hal itu. Saya pikir kuncinya adalah tentang servis kedua. Ia mengembalikan dengan sangat baik servis kedua yang saya tembakkan. Berkat itu, ia berada dalam posisi menyerang bola kedua.”
“Jadi, benar-benar menyulitkan ketika anda merasa bahwa anda hanya bertahan di sepanjang waktu dan berlari dari sisi lapangan ke sisi lapangan di sepanjang waktu.”
Ditanya apakah ia akan membutuhkan waktu untuk memulihkan diri dari kekalahan tersebut seperti ketika ia kalah di final Olimpiade tahun lalu yang menyebabkannya tersingkir lebih awal di US Open, Alcaraz menjawab, “Saya pikir kali ini berbeda. Ini perasaan yang berbeda, sejujurnya. Ya, tahun lalu di Olimpiade saya merasa benar-benar buruk secara emosional setelah pertandingan. Benar-benar sulit bagi saya untuk menerima momen itu.”
“Saat ini, saya pikir tahun lalu saya melalui situasi berbeda yang membuat saya belajar dari momen itu. Saat ini, saya berada dalam posisi di mana saya sudah beberapa kali mengatakan bahwa, baiklah, saya hanya menerima semua hal yang menghadang saya sebagaimana adanya.”
Artikel Tag: Tenis, wimbledon, Carlos Alcaraz, Jannik Sinner
Published by Ligaolahraga.com at https://www.ligaolahraga.com/tenis/pengakuan-brutal-carlos-alcaraz-usai-kekalahan-di-final-wimbledon