Jejak Kontroversi Video Viral Gus Elham Cium Anak Perempuan

5 hours ago 3
Daftar Isi

Jakarta, CNN Indonesia --

Elham Yahya Luqman atau Gus Elham menjadi perbincangan publik video tindakannya mencium anak-anak perempuan viral di media sosial.

Sejumlah video yang beredar Elham beberapa kali mencium anak-anak perempuan di pipi juga bibir. Tindakannya pun mendapat banyak kecaman dari sejumlah pihak.

Permintaan Maaf

Menanggapi video viral tersebut, Gus Elham pun angkat bicara. Ia menjelaskan video tersebut merupakan konten lama dan berdalih bahwa anak-anak dalam video tersebut berada di dalam pengawasan orang tua.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Perlu kami sampaikan bahwa video yang beredar merupakan video lama dan telah kami hapus dari seluruh media sosial resmi kami. Dan perlu disampaikan juga bahwa anak-anak dalam video viral tersebut adalah mereka yang dalam pengawasan orang tuanya yang mengikuti rutinan pengajian saya," ujar Elham, dikutip Rabu (12/11).

Elham juga meminta maaf sebesar-besarnya kepada masyarakat dan mengakui tindakannya itu merupakan kekhilafan dan kesalahan.

"Dengan penuh kerendahan hati, saya Muhammad Elh Yahya Al-Maliki secara pribadi memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat atas beredarnya video yang menimbulkan kegaduhan. Saya mengakui bahwa hal tersebut merupakan kekhilafan dan kesalahan saya pribadi," kata Elham.

Kritik PBNU

Ketua Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU), Alissa Wahid, menyesalkan tindakan Gus Elham. Ia menyebut perilaku yang bersifat merendahkan martabat manusia dan prinsip dakwah bil hikmah yang menjadi ciri dakwah Islam rahmatan lil 'alamin.

"Itu menodai nilai-nilai dakwah sendiri yang seharusnya memberikan teladan melalui sikap dan lakunya kepada umat," ujar Alissa di Jakarta, Rabu (12/11).

Lebih lanjut, Alissa berpesan jika setiap tokoh agama wajib menjaga diri dan berperilaku sebagai uswatun hasanah bagi umat-umatnya.

"Sebab sejatinya kiai-nyai, pendakwah secara umum juga merupakan guru yang sudah sepantasnya digugu dan ditiru," katanya.

Tidak mencerminkan Rasulullah

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur juga turut memberikan kritik. Sekretaris MUI Jawa Timur, KH Hasan Ubaidillah menilai tindakan Gus Elham tidak sesuai dengan ajaran Rasulullah.

"Semua teladan itu kan sudah dicontohkan oleh Rasulullah. Rasulullah ketika menyayangi cucu-cucunya seperti Sayyidina Hasan dan Husein itu mencium pipi atau keningnya sebagai bentuk kasih sayang. Tapi kalau sebagaimana yang ditonton [dipertontonkan Elham] itu mencium bibirnya, istilah Jawa-nya 'mengkokop pipinya', itu sudah di luar batas kelaziman dan kewajaran," kata Hasan saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (12/11).

Lebih lanjut ia menegaskan tindakan Gus Elham tersebut haram karena mencium anak perempuan yang sudah mencapai usia tamyiz, atau sudah bisa membedakan baik dan buruk. Apalagi hal tersebut dilakukan ke anak yang bukan muhrim atau mahram.

"Seorang perempuan apalagi yang dicium itu sudah usianya tamyiz. Sudah bisa membedakan ini baik, ini buruk, ini benar. ini salah. itu sudah bisa membedakan, tamyiz, mencium gadis tersebut itu haram. Haram. Enggak boleh karena bukan muhrimnya memang. Apalagi sampai usia dewasa kelas 5 SD atau di atas kelas itu. Maka, di sinilah kemudian persoalan itu menjadi muncul," tegasnya.

Hasan juga menilai permintaan maaf Gus Elham sebagai bentuk kekhilafannya. Dia berharap kepada para pendakwah agar hal ini tak terulang lagi.

Permohonan maaf itu bisa dilihat sebagai bentuk pengakuan bahwa dia telah melakukan kekhilafan. Tentunya MUI memandang ini sebagai bentuk pertanggungjawaban moral. Ke depan, pendakwah harus lebih menyejukkan dan membimbing sesuai syariat agar hal seperti ini tidak terjadi kembali," tutupnya.

Respons Kementerian Agama

Menteri Agama (Menang) Nasaruddin Umar ikut menanggapi perilaku Gus Elham. Ia mengatakan jika semua tindakan-tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai dan moralitas harus menjadi musuh bersama.

"Bukan hanya saya sebagai Menteri Agama, saya person juga ya. Semua tindakan-tindakan yang bertentangan moralitas itu adalah harus menjadi musuh bersama," ujar Nasaruddin dikutip dari Antara, Rabu (12/11).

Meskipun ia meminta masyarakat untuk tidak menggeneralisir kasus tersebut ke seluruh lembaga keagamaan, mengingat perilaku Gus Elham ini dilakukan oleh perseorangan.

"Jadi saya kira berpikir secara matang adalah segala sesuatu yang kasus itu diselesaikan secara kasuistik, ya kan," kata dia.

Menurut pemaparannya, Kemenag telah membentuk tim pembinaan pondok pesantren untuk mencegah segala bentuk penyimpangan yang mungkin terjadi di lembaga pendidikan.

"Pondok pesantren ke depan itu harus menjadi contoh untuk sebuah masyarakat yang ideal, ya kan," kata dia.

Sementara Wakil Menteri Agama Romo Muhammad Syafi'i sepakat bahwa tindakan Gus Elham tidak pantas, apalagi dilakukan oleh seseorang pemuka agama.

"Kita sepakat dengan publik, bahwa itu tidak pantas," kata Romo.

Respon PKB

Suara juga datang dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Maman Imanulhaq, Anggota Komisi VII DPR RI dari fraksi PKB mengkritik keras perilaku Gus Elham tersebut.

"Komisi VIII DPR RI menegaskan bahwa setiap dai dan tokoh agama memiliki tanggung jawab moral dan sosial untuk menjadi teladan bagi umat, bukan sebaliknya menimbulkan kegaduhan atau trauma sosial," kata Maman saat dihubungi, Rabu (12/11).

Maman meminta PBNU untuk menegur dan melakukan pembinaan terhadap Gus Elham.

"Kami mendukung langkah PBNU dan otoritas terkait untuk memberikan teguran keras dan pembinaan yang proporsional kepada yang bersangkutan agar tidak terulang di kemudian hari,"

Menteri PPPA singgung soal child grooming

Sementara itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi, mengingatkan masyarakat untuk lebih memahami pentingnya menjaga batas interaksi dengan anak. Ia juga berpendapat tindakan tersebut dapat berpotensi ke psikologis korban.

"Perilaku yang melibatkan sentuhan fisik tanpa persetujuan, apalagi dilakukan oleh orang dewasa terhadap anak, berpotensi menjadi bentuk pelecehan yang dapat berdampak psikologis serius pada korban," katanya.

Ia pun menyinggung child grooming. Perilaku yang membuat anak sulit menolak, melawan, atau melapor ketika menghadapi perilaku yang tidak pantas.

"Relasi kuasa ini kerap dimanfaatkan melalui cara nonfisik seperti bujuk rayu, tekanan emosional, atau manipulasi psikologis yang dikenal sebagai child grooming. Pelaku biasanya berusaha menormalisasi perilaku menyimpang dengan alasan kasih sayang atau kedekatan. Akibatnya, anak bisa merasa bersalah, bingung, dan mengalami trauma jangka panjang," jelasnya.

Potensi sanksi

Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar meminta pihak aparat untuk bertindak. Dia berharap agar Gus Elham diberi sanksi.

"Dakwah macam apa seperti itu, kelakuannya itu mencium-cium, merusak itu. Tidak boleh muncul lagi, bila perlu diberi sanksi yang menjerakan," ucap Miftach kepada awak media di Uinsa Surabaya, Kamis (13/11).

Miftach bahkan meminta pihak berwenang untuk menindak aksi yang dilakukan oleh Ellham. Sebab, kata dia, PBNU hanya bisa memberikan sanksi administratif.

"Ya yang berwajib [yang bisa menindak]. Kalau NU sanksinya administrasi. Pihak berwajib harus menjemput bola," ucapnya.

(fam/isn)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Sports | | | |