Jannik Sinner Dan Carlos Alcaraz Bersinar, Generasi 1990-an Tak Berdaya

15 hours ago 6

Ligaolahraga.com -

Berita Tenis: Dua bintang tenis muda yang tengah di atas angin, Jannik Sinner dan Carlos Alcaraz terus membangun reputasi sebagai petenis yang patut diperhitungkan.

Sementara itu, sebuah statistik menggambarkan gambaran yang suram setelah petenis kelahiran tahun 1990-an mencatatkan rekor menyedihkan 2-20 di final Grand Slam. Nama-nama besar seperti Daniil Medvedev, Alexander Zverev, Stefanos Tsitsipas, Casper Ruud, dan Dominic Thiem membawa harapan untuk mewarisi tahta tenis.

Keinginan tersebut seharusnya menjadi realistis ketika mantan petenis peringkat 1 dunia yang telah memenangkan lebih dari 20 Grand Slam, Novak Djokovic dan Rafael Nadal mulai menurun. Namun, berkali-kali para legenda tenis tersebut menggagalkan mereka di rintangan terakhir, memperlihatkan perjuangan generasi tahun 1990-an untuk meraih momen besar mereka.

Dan tepat ketika mereka berharap pintu peluang akan terbuka lebar, badai baru datang, mungkin bahkan lebih kuat daripada sebelumnya. Sinner dan Alcaraz menjadi tokoh-tokoh utama di antara mereka yang lahir di tahun 2000-an yang mengubah final Grand Slam menjadi arena bermain mereka.

Dengan petenis kelahiran di antara tahun 1990 – 1998 memenangkan dua dari 22 final Grand Slam, petenis berkebangsaan Italia dan petenis berkebangsaan Spanyol telah mengikuti jalan yang luar biasa setelah mereka mencatatkan 9-2 di final Grand Slam dan mereka memenangkan tujuh Grand Slam terakhir di antara mereka.

Dua kekalahan yang mereka alami dari total 11 final Grand Slam yang mereka lakoni? Mereka kalah dari satu sama lain di Paris dan London dalam beberapa pekan terakhir. Sementara petenis kelahiran 1990-an masih harus menunggu peluang kedua yang lain, petenis berkebangsaan Italia dan petenis berkebangsaan Spanyol mulai menuliskan era yang baru, yaitu cepat, tak kenal gentar, dan penuh penyelesaian.

Pergeserannya bukan hanya terjadi antargenerasi, melainkan monumental. Contohnya, petenis kelahiran tahun 1990-an telah melenggang ke enam final Australian Open dengan Medvedev menyia-nyiakan keunggulan 2-0 (set) dalam dua musim berturut-turut.

Hal yang sama buruknya terjadi di French Open. Generasi tahun 1990-an telah menjadi finalis di enam dari tujuh Grand Slam di Paris pada periode 2018 – 2024. Tentu saja, mereka kembali menelan kekalahan dengan Tsitsipas menyia-nyiakan keunggulan 2-0 (set) melawan Novak Djokovic.

Di tiga final Wimbledon, Milos Raonic, Matteo Berrettini, dan Nick Kyrgios berakhir sebagai runner up.

Selain itu, generasi tahun 1990-an juga melakoni enam final US Open. Tidak seperti Grand Slam lain, di New York mereka mampu memenangkannya secara berturut-turut dengan Thiem mengalahkan Zverev pada musim 2020 dan Medvedev menumbangkan Djokovic pada musim 2021. Sementara Ruud, Medvedev, dan Fritz menjadi runner up di tiga US Open lain.

Dengan Sinner dan Alcaraz mendominasi Grand Slam dalam dua musim terakhir, akan sangat menyulitkan untuk menghentikan mereka di New York pada bulan September mendatang setelah petenis berkebangsaan Spanyol memenangkannya pada musim 2022 dan petenis berkebangsaan Italia merupakan juara bertahan.

Artikel Tag: Tenis, French Open, wimbledon, US Open, Jannik Sinner, Carlos Alcaraz

Published by Ligaolahraga.com at https://www.ligaolahraga.com/tenis/jannik-sinner-dan-carlos-alcaraz-bersinar-generasi-1990-an-tak-berdaya

Read Entire Article
Sports | | | |