Ligaolahraga.com -
Berita MotoGP: Musim MotoGP 2025 menjadi periode penuh frustrasi bagi Yamaha. Namun secara mengejutkan, bos Yamaha Paolo Pavesio justru menyebut kegagalan finis Fabio Quartararo di Silverstone sebagai momen paling penting bagi tim sepanjang musim.
Yamaha menutup MotoGP 2025 di posisi terbawah klasemen konstruktor. Motor YZR-M1 dinilai tidak kompetitif dalam kondisi balapan, membuat para pebalapnya kesulitan bersaing secara konsisten. Fabio Quartararo masih mampu menyelamatkan posisi 10 besar klasemen akhir, sementara rekan setimnya, Alex Rins, hanya mencatat tiga kali finis 10 besar sepanjang musim ini.
Situasi di tim satelit Pramac juga tak jauh berbeda. Setelah menjadi juara tim pada 2024 bersama Ducati, Pramac justru terpuruk di posisi terakhir pada 2025. Jack Miller dan Miguel Oliveira finis di luar 15 besar klasemen, sesuatu yang turut membuat Quartararo kecewa.
Di tengah keterbatasan motor, rider andalan Yamaha itu tetap menunjukkan kualitasnya sebagai salah satu pebalap terbaik MotoGP. Ia meraih lima pole position sepanjang musim, jumlah terbanyak kedua, namun hanya satu yang berhasil dikonversi menjadi podium, yakni posisi kedua di Jerez.
Momen paling menyakitkan datang di Silverstone. Quartararo memimpin balapan dengan keunggulan nyaman dan berada di jalur kemenangan pertamanya sejak 2022. Namun kegagalan perangkat ride-height memaksanya mundur dari balapan.
Meski demikian, bos Yamaha Paolo Pavesio justru menilai DNF tersebut sebagai titik terang musim 2025.
“Mungkin terdengar ekstrem, tapi bagi saya highlight musim ini justru sebuah DNF,” kata Pavesio melalui kanal YouTube resmi Yamaha.
“Di Silverstone, kami melihat Fabio dalam kondisi terbaiknya dan motor berada pada level yang memungkinkannya melakukan apa yang dia bisa.”
Menurut Pavesio, kegagalan teknis tersebut memang menyakitkan, tetapi sekaligus membuktikan bahwa Yamaha memiliki fondasi untuk kembali kompetitif jika detail teknis bisa diperbaiki.
“Masalah kecil merenggut kemenangan yang mungkin bisa mengubah gambaran musim kami. Tapi ini mengonfirmasi bahwa setiap detail itu penting,” tambahnya.
Quartararo sendiri menyebut Silverstone sebagai balapan terbaik sekaligus terburuk baginya pada 2025. Pebalap Prancis itu merasa sangat nyaman sepanjang akhir pekan, mulai dari kualifikasi hingga balapan.
“Silverstone adalah balapan terbaik dan terburuk musim ini,” ujarnya.
“Saya merasa sangat kuat. Di balapan, saya memimpin dengan jarak sekitar lima detik dan berkendara dengan sangat halus.”
Meski performanya konsisten hingga akhir musim, Quartararo menegaskan Yamaha harus segera berbenah. Ia menaruh harapan besar pada pengembangan mesin V4, bahkan sempat memberi sinyal bisa mempertimbangkan hengkang jika Yamaha tak menunjukkan kemajuan nyata.
Artikel Tag: Fabio Quartararo, MotoGP 2026, yamaha
Published by Ligaolahraga.com at https://www.ligaolahraga.com/motogp/kegagalan-quartararo-di-silverstone-buat-yamaha-dapat-pelajaran-berharga

3 hours ago
2

















































