Ligaolahraga.com -
Padel adalah olahraga raket yang lahir di Meksiko pada akhir 1960-an dan dalam beberapa dekade terakhir menjelma menjadi fenomena global.
Berbeda dengan tenis yang membutuhkan lapangan luas, padel dimainkan di lapangan lebih kecil dengan dinding kaca yang menjadi bagian dari permainan.
Keunikan ini membuat padel mudah dipelajari, lebih sosial, dan sangat cocok dimainkan lintas generasi, mulai dari anak muda hingga kalangan senior.
Kombinasi antara unsur kompetisi dan kesenangan sosial menjadikannya salah satu olahraga dengan laju pertumbuhan tercepat di dunia.
Menurut data Federasi Internasional Padel (FIP) tahun 2024, jumlah pemain amatir padel di dunia telah mencapai hampir 30 juta orang.
Konsentrasi terbesar ada di Eropa dan Amerika Latin, dengan Spanyol sebagai episentrum global. Negara itu memiliki sekitar 5,5 juta pemain aktif, menjadikannya pemimpin tak terbantahkan.
Italia menyusul dengan lebih dari 1,5 juta pemain, sementara Argentina, tanah kelahiran beberapa atlet padel ternama, memiliki sekitar 1,4 juta pemain.
Dominasi tiga negara ini menegaskan bagaimana padel telah tertanam kuat dalam budaya olahraga mereka.
Meski demikian, pusat gravitasi olahraga ini perlahan mulai bergeser. Asia muncul sebagai kawasan baru dengan pertumbuhan signifikan.
Saat ini, sekitar 6–7 persen dari total pemain padel dunia, atau hampir dua juta orang, berasal dari Asia. Timur Tengah menjadi penggerak utama lonjakan ini.
Uni Emirat Arab, Qatar, dan Arab Saudi berinvestasi besar dalam membangun fasilitas padel modern dalam lima tahun terakhir.
Infrastruktur padel di Asia kini mencapai lebih dari 3.200 lapangan, menandai lonjakan luar biasa jika dibandingkan awal dekade lalu.
Di tengah tren dan fenomena tersebut, Indonesia menonjol sebagai salah satu negara dengan perkembangan padel tercepat di Asia Tenggara.
Berdasarkan laporan media olahraga pada Agustus 2025, Indonesia memiliki sekitar 133 lapangan padel yang tersebar di berbagai kota besar dan destinasi wisata.
Jumlah itu menempatkan Indonesia sebagai negara dengan fasilitas padel terbanyak di kawasan.
Jakarta, Bandung, dan Surabaya menjadi pusat pertumbuhan utama, sementara Bali muncul sebagai destinasi internasional bagi pecinta padel berkat kombinasi pariwisata dan olahraga.
Awalnya, padel di Indonesia lebih dikenal di kalangan ekspatriat dan komunitas internasional.
Namun dalam dua tahun terakhir, popularitasnya menembus komunitas lokal, terutama di kalangan anak muda perkotaan.
Mereka melihat padel bukan hanya sebagai olahraga, melainkan juga gaya hidup baru yang sosial, kompetitif, sekaligus menyenangkan.
Banyak klub padel di Jakarta dan Bali melaporkan daftar tunggu untuk keanggotaan baru, tanda permintaan yang jauh melampaui kapasitas lapangan yang tersedia.
Meski belum ada data resmi tentang jumlah pemain aktif, tren dan fenomena ini cukup jelas.
Dengan lebih dari 130 lapangan beroperasi dan komunitas yang berkembang pesat, diperkirakan ribuan hingga puluhan ribu orang kini rutin bermain padel di Indonesia.
Pertumbuhan ini juga didorong oleh perusahaan swasta yang mulai menggunakan padel sebagai media networking, team building, dan kegiatan komunitas karyawan.
Turnamen internal pun semakin sering digelar, menumbuhkan budaya kompetitif di samping aspek rekreasinya.
Namun, fenomena dan perkembangan pesat ini juga diikuti tantangan besar.
Indonesia belum memiliki federasi nasional padel yang kuat untuk mengatur kompetisi, standar pelatihan, dan jalur pembinaan atlet. Tanpa wadah resmi, sulit bagi padel untuk berkembang ke tingkat profesional.
Padahal, dengan potensi pemain yang terus bertambah, Indonesia berpeluang besar mengirimkan atlet ke turnamen regional bahkan internasional.
Pembentukan federasi, penyelenggaraan turnamen resmi, dan promosi yang lebih luas akan menjadi kunci bagi padel untuk naik kelas.
Jika strategi tersebut berhasil dijalankan, Indonesia berpotensi menjadi salah satu pusat padel terbesar di Asia Tenggara dalam lima hingga sepuluh tahun mendatang.
Bahkan, dengan laju pertumbuhan lapangan dan komunitas yang ada saat ini, bukan tidak mungkin Indonesia mampu menyaingi beberapa negara Eropa dalam hal jumlah pemain dalam satu dekade ke depan.
Secara keseluruhan, padel di Indonesia telah bergerak dari sekadar tren global menuju fenomena lokal yang berakar.
Olahraga yang menjadi fenomena ini tidak hanya menjadi sarana rekreasi, tetapi juga simbol gaya hidup modern masyarakat urban.
Dengan daya tariknya yang inklusif, fasilitas yang terus berkembang, serta antusiasme komunitas yang tinggi, Indonesia sedang berada di jalur yang tepat untuk menjadi kekuatan baru dalam peta padel dunia.
Artikel Tag: fenomena
Published by Ligaolahraga.com at https://www.ligaolahraga.com/olahraga-lain/fenomena-padel-dari-tren-global-hingga-pertumbuhan-pesat-di-indonesia