Ligaolahraga.com -
Arena seluncur cepat untuk Olimpiade Milan-Cortina 2026 mulai diuji pada ajang Junior World Cup di Milan, Sabtu (29/11) lalu.
Namun, alih-alih menuai pujian, sejumlah atlet justru menyamakan sensasi berskating di venue sementara tersebut seperti meluncur di atas danau yang membeku — lengkap dengan suara retakan es.
Kayo Vos, pemenang nomor 1.000 meter kategori neo-senior putra, menggambarkan pengalaman tersebut cukup unik sekaligus aneh.
“Mereka masih mencoba membuat permukaan es yang sempurna,” ujar Vos setelah lomba. “Lintasannya sekitar 20 sentimeter di atas beton, jadi suaranya seperti es alami, terdengar berongga. Di tikungan juga terdengar retakan kecil, jadi rasanya benar-benar seperti berada di danau.”
Vos telah berlatih selama sepekan di arena tersebut dan mengakui ada perkembangan positif setiap harinya.
Ia dan atlet lainnya memberi umpan balik langsung kepada Mark Messer, ahli pembuat es asal Kanada yang bertanggung jawab menangani arena ini.
Messer menjelaskan bahwa timnya masih berada dalam tahap pengaturan dan penyempurnaan permukaan es.
“Kami harus memprioritaskan keamanan terlebih dahulu,” katanya. “Sekarang kami mulai mengumpulkan banyak informasi dari atlet, pelatih, dan hasil lomba, sehingga kami dapat menyesuaikan suhu untuk meningkatkan kecepatan tanpa mengorbankan keselamatan.”
Arena seluncur cepat ini merupakan struktur sementara yang dibangun di dalam kompleks Fiera Milano, yang biasanya digunakan untuk pameran dagang.
Ini kali pertama dalam sejarah Olimpiade bahwa venue seluncur cepat trek panjang menggunakan bangunan sementara.
Menurut Messer, sifat sementara itulah yang menyebabkan sensasi dan bunyi khas yang dirasakan para atlet.
“Tidak ada rongga sebenarnya, tetapi sistem isolasinya menciptakan efek suara seperti itu,” jelasnya.
Perjalanan pembangunan arena ini sendiri penuh kontroversi. Awalnya, arena seluncur cepat direncanakan digelar di Baselga di Piné dengan pembangunan atap baru.
Namun, proposal tersebut ditolak oleh Komite Olimpiade Internasional (IOC) karena biaya pembangunan yang diperkirakan mencapai 50 juta euro dan berpotensi membengkak hingga dua kali lipat.
Sempat muncul usulan menggunakan arena indoor dari Olimpiade Turin 2006, tetapi rencana itu kembali ditolak karena biaya pemasangan ulang fasilitas es dan faktor politik.
Pilihan lainnya di Arena Civica Milan juga batal karena IOC menegaskan bahwa olahraga ini membutuhkan lingkungan indoor yang sepenuhnya terkendali.
Meski masih dalam tahap penyempurnaan, para penyelenggara optimistis bahwa arena akan siap sepenuhnya sebelum pesta multievent itu berlangsung.
Namun untuk saat ini, para atlet masih harus membiasakan diri dengan venue yang terasa lebih mirip danau es dibanding arena profesional.
Artikel Tag: olimpiade
Published by Ligaolahraga.com at https://www.ligaolahraga.com/olahraga-lain/atlet-kritik-arena-seluncur-cepat-untuk-olimpiade-milan-cortina-2026

3 hours ago
2

















































