Ligaolahraga.com -
Berita Tenis: Petenis yang memenangkan Australian Open dalam dua musim terakhir, Aryna Sabalenka mengalahkan teman baiknya, Paula Badosa di semifinal Australian Open musim 2025.
Petenis unggulan pertama pun lolos ke final Australian Open di Melbourne untuk kali ketiga berturut-turut dan akan mengincar untuk bisa mengangkat trofi kemenangan lagi.
Kemenangan atas Badosa mengantarkan petenis peringkat 1 dunia mencatatkan 11-0 setelah ia memenangkan gelar di Brisbane awal musim ini. Sementara misinya belum selesai, ia masih menorehkan tonggak bersejarah dengan perjalanan menuju final di Melbourne.
Aryna Sabalenka menjadi petenis putri ketiga dalam sepuluh musim terakhir yang mengantongi 20 kemenangan beruntun di Grand Slam yang sama
Kemenangan petenis unggulan pertama atas Badosa merupakan kemenangan ke-20 secara beruntun bagi sang petenis di Australian Open. Hanya dua petenis putri lain dalam satu dekade terakhir yang menorehkan pencapaian tersebut di Grand Slam yang sama.
Serena Williams menjadi petenis pertama yang menorehkan pencapaian tersebut. Kemenangan di US Open musim 2012 mengawali dominasinya di venue Grand Slam tersebut. Ia mempertahankan gelar tersebut pada musim berikutnya dan sekali laga pada musim 2014. Kemenangannya tersebut berlanjut sampai Roberta Vinci mengejutkannya di semifinal musim 2015. 26 kemenangan beruntun yang ia bangun di venue tersebut pun berakhir.
Sementara Iga Swiatek menorehkan pencapaian tersebut di French Open. Ia memenangkan gelar kedua di Roland Garros, Paris pada musim 2022 dan tetap tidak terkalahkan di venue tersebut sejak saat itu. Ia saat ini mengantongi 21 kemenangan secara beruntun di French Open setelah ia juga memenangkannya pada musim 2024.
Aryna Sabalenka menjadi petenis putri kedelapan yang melenggang ke final Australian Open untuk kali ketiga secara beruntun
Lolos ke final Grand Slam secara beruntun bukan tugas yang mudah dan sebuah pernyataan terkait kehebatan sang petenis. Kini, petenis peringkat 1 dunia menjadi petenis putri kedelapan yang berhasil menorehkan prestasi tersebut di Australian Open, di Open Era.
Legenda tenis Australia, Margaret Court dan Evonne Goolagong menjadi perintis dari prestasi tersebut. Court lolos ke final pada peridoe 1696 – 1971 dan memenangkan semuanya. Sementara Goolagong melaju ke enam final secara beruntun pada periode 1971 – 1976 dengan kalah di tiga final pertama dan menang di tiga final berikutnya.
Martina Navratilova melakukannya pada periode 1981 – 1983 dan memenangkan dua di antaranya. Steffi Graf memenangkan gelar Australian Open sebanyak tiga kali berturut-turut yang dimulai pada musim 1988.
Monica Seles dan Martina Hingis mengikuti jejak langkah tersebut dengan Selesa pada periode 1991 – 1993 dan Hingis pada periode 1997 – 1999.
Williams menjadi petenis terakhir yang menempatkan diri di tiga final Australian Open secara beruntun, yaitu pada periode 2015 – 2017 dan memenangkan dua di antaranya.
Aryna Sabalenka menjadi petenis putri kelima yang setidaknya melenggang ke lima final Grand Slam hard-court secara beruntun
Sabalenka memenangkan gelar Grand Slam pertama dalam kariernya di Australian Open musim 2023 dan pada musim yang sama, menjadi runner up US Open. Ia meneruskan dominasi di Grand Slam hard-court pada musim 2024 dengan memenangkan kedua Grand Slam. Kini, ia melenggang ke tiga final secara beruntun di Melbourne sekaligus final kelima di Grand Slam hard-court secara beruntun.
Empat petenis lain yang sebelumnya telah menorehkan tonggak bersejarah tersebu adalah Navratilova, Graf, Seles, dan Hingis
Artikel Tag: Tenis, australian open, Aryna Sabalenka
Published by Ligaolahraga.com at https://www.ligaolahraga.com/tenis/3-tonggak-bersejarah-aryna-sabalenka-dengan-maju-ke-final-di-melbourne